Pemerintahan Israel di era saat ini sangat berhati-hati dan waspada dalam menghadapi ancaman yang datang dari Iran, terutama terkait program nuklir dan aktivitas militer yang dianggap berbahaya oleh Tel Aviv. Israel memandang Iran sebagai musuh utama yang berusaha mengganggu stabilitas regional dan keberadaan negara Yahudi itu sendiri. Ketegangan antara kedua negara telah berlangsung selama beberapa dekade, dan semakin memanas seiring dengan kebijakan agresif Iran di Timur Tengah serta dukungannya terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamas di Gaza.
Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang kembali menjabat sejak 2022, mengambil sikap keras terhadap Iran. Netanyahu secara terbuka menolak program nuklir Iran yang menurut Israel memiliki tujuan untuk mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Israel memandang setiap kemajuan nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial dan tidak akan ragu menggunakan berbagai opsi, termasuk serangan militer, untuk mencegah Iran mencapai kemampuan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel diketahui melakukan serangkaian operasi rahasia yang diyakini menargetkan fasilitas nuklir dan ilmuwan Iran. Aksi ini, yang sebagian besar belum diakui secara resmi, bertujuan untuk menghambat kemajuan program nuklir Iran serta mengacaukan jaringan dukungan militer Iran di wilayah tersebut. Selain itu, Israel juga memperkuat hubungan militer dan intelijen dengan negara-negara Arab Teluk yang juga melihat Iran sebagai ancaman, sehingga membentuk semacam front regional yang berupaya menekan pengaruh Iran.
Israel juga mengandalkan sistem pertahanan udara canggih seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow untuk melindungi wilayahnya dari kemungkinan serangan rudal atau drone yang berasal dari kelompok-kelompok yang didukung Iran. Ketegangan militer kerap kali meningkat, terutama di perbatasan Lebanon dan Suriah, di mana pasukan Israel dan milisi yang didukung Iran sering bertukar serangan udara dan artileri.
Namun, pemerintah Israel juga menyadari risiko perang terbuka dengan Iran yang bisa meluas menjadi konflik regional yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, mereka juga mengedepankan diplomasi bersama tekanan internasional, terutama melalui lobi di Amerika Serikat dan negara-negara Barat, untuk menjaga agar sanksi ekonomi dan isolasi politik terhadap Iran tetap kuat. Israel secara konsisten mendesak komunitas internasional agar tidak membiarkan Iran berkembang menjadi kekuatan nuklir.
Situasi ini semakin kompleks dengan perubahan kebijakan global, termasuk negosiasi nuklir antara Iran dan negara-negara besar yang berusaha menghidupkan kembali Kesepakatan Nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Israel sangat skeptis terhadap negosiasi tersebut dan memperingatkan bahwa kesepakatan apapun yang terlalu lunak hanya akan memperkuat ambisi militer Iran.
Di tengah ketegangan ini, masyarakat Israel hidup dalam kewaspadaan tinggi. Pemerintah terus meningkatkan kesiapan militer dan kesiapsiagaan sipil. Kampanye publik tentang bahaya serangan rudal dan strategi perlindungan sipil menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Media Israel juga secara intensif memberitakan perkembangan di Iran dan berbagai langkah pemerintah dalam menghadapi ancaman tersebut.
Secara keseluruhan, pemerintah Israel saat ini menjalankan kebijakan luar negeri dan pertahanan yang sangat tegas terhadap Iran. Mereka melihat ancaman Iran sebagai bahaya eksistensial yang harus dihadapi dengan kombinasi kekuatan militer, intelijen, dan diplomasi. Meskipun risiko perang terbuka selalu slot qris 5k mengintai, Israel berupaya menjaga keseimbangan antara kekuatan dan diplomasi untuk memastikan keamanan jangka panjang negaranya di tengah dinamika politik Timur Tengah yang sangat kompleks.
BACA JUGA: Mengenal Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat: Demokrasi Federal yang Kuat dan Terstruktur